Singapura Masuk Daftar Resesi Seks, Pengaruh Tahun Macan?

resesi seks singapura

Singapura tercatat sebagai salah satu negara dengan resesi seks. Namun, alasan di balik fenomena ini cukup mengejutkan.

Menurut laporan dari Channel News Asia, pada tahun 2022, Singapura mencatat angka kesuburan terendah sepanjang masa, yakni 1,05. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun 2020, yakni 1,1, dan 1,12 pada tahun 2021.

Menteri dari Kantor Perdana Menteri (PMO), Indranee Rajah, mengungkapkan bahwa penurunan angka kesuburan ini disebabkan oleh kepercayaan kalender lunar pada Tahun Macan di kalangan masyarakat Tionghoa.

“Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh Tahun Macan dalam penanggalan Imlek, yang umumnya dikaitkan dengan penurunan kelahiran di kalangan masyarakat Tionghoa,” kata Indranee Rajah dalam sebuah pidato di Parlemen, seperti yang dikutip dari Channel News Asia, pada Sabtu (25/2/2023).

Indranee mencatat bahwa tingkat kesuburan secara keseluruhan di negaranya telah mengalami penurunan selama bertahun-tahun. Ini merujuk pada jumlah rata-rata kelahiran hidup yang dialami setiap wanita selama bertahun-tahun reproduksinya.

Penurunan angka kesuburan di Singapura kemungkinan terjadi karena semakin banyak pasangan yang menunda untuk menikah.

“Banyak pasangan memilih untuk menunda memiliki anak atau mempunyai jumlah anak yang lebih sedikit,” jelasnya.

“Hal ini sejalan dengan tren global jangka panjang. Selain itu, warga Singapura hidup lebih lama,” tambah Indranee.

Di Singapura, harapan hidup saat lahir meningkat menjadi lebih dari 83 tahun pada saat ini. Selain itu, Singapura menghadapi tantangan yang semakin besar untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi karena tenaga kerja penduduk tumbuh lebih lambat.

“Ketika ukuran keluarga menyusut, kebutuhan akan perawatan juga akan meningkat,” ungkapnya.

“Semakin banyak warga Singapura akan mengalami tekanan ganda dalam membesarkan anak dan merawat orang tua mereka yang sudah lanjut usia. Hal ini sudah terjadi,” lanjutnya.

Selain itu, Singapura juga mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses pengasuhan anak yang dapat diandalkan. Hal ini sangat penting bagi mereka yang baru saja menjadi orang tua untuk merawat bayi.

“Kami akan meninjau cara untuk mendukung orang tua baru dalam merawat bayi mereka,” tambah Indranee.

Fenomena resesi seks di Singapura menjadi perhatian khusus karena dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan keberlangsungan hidup masyarakat di masa depan. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat Singapura harus bekerja sama untuk menemukan solusi yang tepat dalam menghadapi tantangan ini.