13 Peninggalan Kerajaan Majapahit di Indonesia

peninggalan kerajaan majapahit

Sebelum Indonesia, jauh berabad-abad sebelumnya masyarakat Indonesia memiliki sistem pemerintahan kerajaan. Dahulu, terdapat berbagai kerajaan di Nusantara (nama sebelum Indonesia) di berbagai wilayah dan terbagi menjadi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam. Beberapa kerajaan bahkan menjadi penguasa di daerah nusantara dan negara sekitarnya. Salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di Indonesia ialah Kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit berdiri sejak tahun 1293 M dan meraih kesuksesan dibawah pimpinan Raja Hayam Wuruk. Kerajaan ini berdiri hingga hampir 200 tahun sebelum akhirnya runtuh pada tahun 1478. Kurang lebih 2 abad berkuasa, tentu saja banyak peninggalan dari Majapahit sebagai salah satu kerajaan Hindu – Buddha terbesar di Indonesia. Berbagai peninggalan ini membuktikan keberadaan Majapahit dan sampai saat ini beberapa peninggalan tersebut masih terjaga dan menjadi saksi bisu kejayaan kerajaan Majapahit. Berikut ini ialah peninggalan sejarah kerajaan Majapahit  yang perlu Anda ketahui

1. Candi Sukuh

Candi Sukuh

Setiap kerajaan di Indonesia pada umumnya memiliki candi yang digunakan untuk memuja dewa. Termasuk majapahit yang memiliki beragam candi, salah satu candi peninggalan kerajaan Majapahit ialah Candi Sukuh. Candi ini merupakan salah satu bukti peninggalan dari kerajaan Majapahit yang ditemukan pada tahun 1815 ole Johnson. Johnson, adalah orang suruhan Raffles yang memiliki tugas untuk mengumpulkan berbagai data penting untuk pembuatan buku History of Java. Terletak di lereng Gunung Lawu, Candi Sukuh memiliki beberapa sudut bagian yang unik. Hal ini karena beberapa bagian dari candi Majapahit ini menyerupai alat kelamin manusia. Candi ini bukanlah candi yang besar dan megah, bangunannya terbilang sederhana. Dijelaskan oleh W.F Stutterheim yang merupakan arkeolog ternama, candi ini dibangun oleh seorang pemahat kayu di desa, hal ini yang membuat bangunan terbilang sederhana. Kemudian, proses pembangunan candi ini juga dilakukan secara terburu-buru. Proses pembangunan candi ini juga dilakukan menjelang runtuhnya kerajaan Majapahit sehingga tidak bisa terlalu megah.

2. Candi Tikus

Candi Tikus

Sebagai kerajaan besar, tentu saja Majapahit memiliki lebih dari satu candi. Candi peninggalan Majapahit selanjutnya ialah Candi Tikus. Penemuan candi ini dilakukan oleh RAA Kromodjojo yang merupakan Bupati Mojokerto pada tahun 1914. Berdasarkan penelitian para ahli, candi ini sudah ada sejak abad ke 14 tepatnya ketika pemerintahan Hayam Wuruk. Candi ini diperkirakan digunakan sebagai tempat pemandian para raja serta untuk melakukan berbagai upacara. Candi Tikus ini dianggap sebagai simbol Gunung Meru dengan puncak utama yang dikelilingi oleh delapan puncak yang berukuran lebih kecil. Secara mitologi, Gunung Meru terhubung dengan tirta amarta (air kehidupan) yang dipercaya mampu memberikan kehidupan kepada seluruh makhluk hidup.

3. Gapura Bajangratu

Gapura Bajangratu

Peninggalan Majapahit selanjutnya ialah Gapura Bajanratu yang berada di Dukuh Kraton, Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Seperti yang masyarakat umum ketahui, gapura merupakan pintu masuk keluar yang memiliki atap maupun tidak. Bentuk dari Gapura Bajangratu ialah paduraksa. Paduraksa merupakan bangunan yang memiliki gerbang dengan atap yang menyatu. Terdapat daun pintu dengan dua lubang di ambang pintu. Desain dari gapura ini menonjolkan corak hindu seperti relief Sri Tanjung pada bagian kaki dan relief Ramayana pada bagian sisinya. Gapura ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke 14

4. Kuburan Putri Campa

Kuburan Putri Campa

Peninggalan kerajaan Majapahit selanjutnya ialah kuburan Putri Campa. Tempat ini merupakan peristirahatan terakhir dari Putri Campa. Putri Campa (Cempo) bukanlah orang sembarangan, beliau memiliki peranan penting dalam pemerintahan Kerajaan Majapahit. Beliau merupakan permaisuri cantik kelima dari Raja Damar Wulan. Dalam batu nisan makan in, tertulis tahun 1390 saka. Nama Campa sendiri diambil dari daerah Campa, Kaboja. Putri Campa beragama Islam dan dari pernikahannya bersama dengan Brawijaya V dirinya melahirkan seorang putra. Putra tersebut bernama Raden Fatah, yang merupakan Raja Demak dan termasuk dalam pemimpin yang berhasil membawa kesuksesan untuk Demak. Kuburan ini memiliki banyak peziarah yang datang dari berbagai penjuru nusantara, bahkan dari luar negeri. Banyaknya peziarah yang datang bukan tanpa alasan. Konon katanya, jika seseorang ingin sukses atau naik jabatan bisa berkunjung ke makam ini dan melakukan ritual.

5. Kitab Kertanegara

Kitab Kertanegara peninggalan kerajaan majapahit

Salah satu peninggalan dari Kerajaan Majapahit ialah Kitab Kertanegara. Kitab Kerajaan Majapahit ini ditulis oleh Mpu Prapanca yang berisikan tentang istilah dalam Kerajaan Majapahit. Terdapat tulisan mengenai keadaan kota, candi, makam, wilayah kerajaan, hingga berbagai negara yang menjadi bawahan dari kekuasaan Kerajaan Majapahit. Mpu Prapanca sebenarnya bukanlah nama asli, melainkan nama samaran. Nama aslinya ialah Dang Acarya Nadendra yang merupakan seorang petinggi urusan agama Buddha di Kerajaan Majapahit. Kitab ini akhirnya berhasil Mpu Prapancan selesaikan saat melakukan pertapaan di lereng gunung, Desa Kamalasana. Negarakertagama sendiri memiliki arti negara dengan tradisi (agama) yang suci.

6. Kitab Sutasoma

Kitab Sutasoma

Peninggalan Kerajaan Majapahit selanjutnya masih berbentuk kitab yakni Kitab Sutasoma. Kitab peninggalan Kerajaan Majapahit ini menggunakan bahasa Jawa Kuno dan aksara Bali. Kitab ini memiliki bagian yang penting untuk Indonesia, karena bagian dari kakawin ini menjadi semboyan negara Indonesia. Istilah Bhineka Tunggal Ika ternyata diambil dari Kitab Sutasoma yang memiliki makna berbeda-beda tetapi tetap satu. Kitab Sutasoma dikarang oleh Mpu Tantular yang hidup ketika masa pemerintahan Hayam Wuruk. Mpu Tantular menganut agama Buddha, tetapi beliau sangat terbuka dengan ajaran agama lain seperti Hindu – Siwa.

7. Candi Brahu

Candi Brahu

Sebagai kerajaan Hindu-Buddha terbesar yang ada sejak abad ke 13 – 16, Majapahit memiliki banyak bukti peninggalan berbentuk candi. Candi Kerajaan Majapahit selanjutnya adalah Candi Brahu yang terletak di Kompleks Trowulan. Trowulan ini dahulunya merupakan ibu kota untuk pemerintahan Majapahit. Tak heran, Trowulan memiliki banyak bukti sejarah tentang keberlangsungan Kerajaan Majapahit yang merupakan salah satu kerajaan terbesar yang ada di Nusantara. Candi Brahu sendiri memiliki nama yang diambil dari sebuah tempat suci yang memiliki nama “Wanaru” atau Warahu. Hal ini juga dijelaskan pada Prasasti Alasantan. Dalam prasasti yang ditulis oleh Empok Sendok, dijelaskan apa fungsi dari Candi Brahu ini. Candi Brahu merupakan tempat untuk membakar jenazah para raja. Namun, ternyata peneliti tidak menemukan adanya bekas pembakaran jenazah di sekitar Candi. Namun, ketika melakukan penggalian terdapat berbagai benda kuno yang digunakan untuk upacara keagamaan.

8. Candi Surawana

Candi Surawana

Bukti peninggalan Kerajaan Majapahit yang selanjutnya ialah Candi Surawana yang berada di Kecamatan Pare, Kediri. Nama asli dari candi ini adalah Candi Wisnubhawana Pura dan dibangun sekitar abad ke 14. Adapun tujuan dari pembangunan candi ini adalah untuk memuliakan Bhre Wengker yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Wengker. Kerajaan Wengker ini juga berada dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Corak Kerajaan Majapahit pada candi ini menonjolkan corak agama Hindu meskipun kondisi dari candi ini sudah tidak utuh lagi. Berukuran 8 meter x 8 meter, candi ini menggunakan batu andesit sebagai material utamanya.

9. Situs Trowulan

Situs Trowulan

Seperti telah disinggung sebelumnya, Trowulan merupakan ibu kota saat pemerintahan Kerajaan Majapahit. Wilayah ini menyimpan menjadi saksi bisu kejayaan Kerajaan Majapahit. Situs Trowulan merupakan situs perkotaan klasik yang meliputi wilayah Kecamatan Twroulan dan Sooko di Jombang, Mojokerto. Jika Anda mengunjungi situs ini, maka Anda akan menemukan berbagai hal terkait peninggalan Kerajaan Majapahit. Selain menjadi tempat tinggal, di wilayah ini terdapat sawah, waduk, pasar, hingga situs untuk melakukan upacara dan ritual. Menurut penelitian, Trowulan sudah digunakan sebagai daerah pemukiman sejak abad ke 10 hingga abad ke 15. W. Wardenaar berhasil melakukan penelitian dan menemukan situs ini. Penelitian ini dilakukan atas perintah Thomas Stamford R dalam penulisan bukunya yang bertajuk : The History of Java”

10. Gapura Wringin Lawang

Gapura Wringin Lawang

Dari daerah Trowulan, terdapat satu peninggalan Kerajaan Majapahit yang cukup populer. Peninggalan ini ialah Gapura Wringin Lawang yang merupakan sebuah bangunan yang terbuat dari batu bata merah. Bangunan ini memiliki tinggi mencapai 15,5 m dan diperkirakan dibangun pada abad ke 14. Menurut berbagai peneliti dan para ahli, gapura ini merupakan pintu gerbang untuk masuk ke kediaman Patih Gajah Mada yang merupakan sosok penting dalam Kerajaan Majapahit. Tentu saja, hal ini membuat peninggalan ini menjadi hal yang sangat penting untuk Kerajaan Majapahit.

11. Prasasti Kudadu

Prasasti Kudadu peninggalan kerajaan majapahit

Prasasti merupakan peninggalan dari banyak kerajaan di Indonesia dan menggambarkan bagaimana kondisi dari kerajaan tersebut. Begitupula untuk Kerajaan Majapahit yang memiliki prasasti peninggalan Kerajaan Majapahit. Salah satu prasasti Kerajaan Majapahit ialah Prasasti Kudadu atau yang dikenal pula sebagai Prasasti Gunung Butak. Gunung Butak merupakan lokasi tempat prasasti Kerajaan Majapahit ini ditemukan. Tulisan yang digunakan pada prasasti ini ialah aksara kawi Majapahit yang ditulis diatas lempengan tembaga. Prasasti ini menceritakan tentang kehidupan Raden Wijaya sebelum beliau menjabat sebagai seorang raja. Saat itu, Raden Wijaya melarikan diri dari prajurit Jayakatwang. Dalam pelariannya tersebut, dia mendapatkan bantuan dari para pejabat yang ada di Desa kudadu. Saat berhasil menjadi seorang raja, Raden Wijaya terus mengingat kebaikan dan jasa para pejabat Kudadu. Akhirnya, dirinya menjadikan Desa Kudadu sebagai Desa Perdikan secara turun temurun.

12. Prasasti Jiwu

peninggalan kerajaan majapahit prasasti jiwu

Prasasti lainnya yang mengungkapkan keberadaan Kerajaan Majapahit ialah Prasasti Jiwu. Adapun waktu dari pembuatan prasasti ini ialah 1416 tahun Saka atau 1486 tahun Masehi dan terbitkan oleh Trailokyapuri. Prasasti ini memiliki isi yakni tentang peresmian penghargaan kepada seorang  Brahmana bernama Sri Brahmaraja. Penghargaan tersebut berupa tanah di Trailokyapuri. Selama perang, Ranawijaya berhasil merebut kekuasaan Majapahit dari kekuasaan Bhree Kerthabumi.

13. Arca emas Majapahit

arca emas majapahit peninggalan kerajaan majapahit

Peninggalan Kerajaan Majapahit terakhir yang ada di daftar ini ialah Arca Emas Majapahit. Arca-arca ini terbuat dari emas dan menggambarkan sosok raja dan ratu yang sedang duduk di atas singgasananya. Tidak lupa pula para raja dan ratu tersebut menggunakan mahkota. Penemuan arca ini menunjukkan bahwa Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang besar dan mewah. Namun, arca ini tidak berada di Indonesia saat ini namun diletakkan di museum yang berada di Belanda dan USA. Bagaimana, apakah Anda kini sudah mengetahui peninggalan dari Kerajaan Majapahit? Adanya bukti dan peninggalan tersebut menunjukkan bahwa Kerajaan Majapahit memang merupaaan kerajaan yang besar dan mewah. Tak heran, banyak peninggalan Majapahit yang ditemukan dan memperkuat pernyataan bahwa kerajaan ini memang menguasai banyak daerah kala masih berkuasa.