Telaga Sarangan: Kisah Legenda, Daya Tarik Wisata, & Harga Tiket

Wisata Telaga Sarangan

Telaga Sarangan, atau dikenal juga sebagai Telaga Pasir, adalah sebuah telaga alami yang terletak di lereng Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Berada di ketinggian sekitar 1.287 meter di atas permukaan laut, telaga ini memiliki luas mencapai 30 hektare dengan kedalaman rata-rata 28 meter.

Suhu di kawasan ini bisa mencapai 15 °C, menciptakan suasana sejuk yang menarik wisatawan. Lokasinya yang hanya berjarak sekitar 16 kilometer dari pusat Kota Magetan membuat telaga ini mudah diakses dan menjadi destinasi favorit di kawasan tersebut.

Tertarik berkunjung? Sebelum cari tahu rute tempat wisata ini, simak dulu kisah Telaga Sarangan berikut ini.

Kisah Legenda Asal Usul Telaga Sarangan dalam Bahasa Jawa

Telaga Sarangan terletak di kota Magetan, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 16 km dari pusat kota Magetan. Lokasinya ada di lereng Gunung Lawu, di mana lingkungannya masih alami, asri, udaranya tidak tercemar. Di balik keindahannya, sejarah telaga ini pun menarik untuk diikuti karena masih dipercaya oleh masyarakat sekitar hingga saat ini.

Legenda bermula dari sepasang suami istri, Kyai dan Nyai Pasir, yang sudah hidup bersama selama bertahun-tahun, tapi belum dikaruniai keturunan. Setelah bersemedi dan memohon pada Sang Hyang Widhi, akhirnya mereka mendapat seorang anak laki-laki, yang dinamakan Joko Lelung. Keduanya pun bekerja keras untuk menghidupi buah hati yang didapatkan dengan susah-payah tersebut.

Pekerjaan fisik yang melelahkan pada akhirnya membuat Kyai dan Nyai Pasir menyerah. Mereka pun kembali bersemedi dan memohon diberi umur panjang dan kesehatan. Mereka mendapat amanah bahwa jika mereka menemukan dan memakan telur yang ada di ladang, maka permohonan mereka dikabulkan. Setelah mencari telur tersebut, Nyai Pasir pun membawanya pulang, memasaknya, membagi telur jadi 2, dan menyantapnya dengan Kyai Pasir.

Setelah meyantap telur, tubuh Kyai dan Nyai Pasir jadi gatal-gatal. Begitu digaruk, malah luka-luka dan jadi bersisik, bahkan tubuh mereka berubah jadi naga. Keduanya terus meliuk-liuk di tanah, sampai akhirnya terbentuk cekungan besar. Dari cekungan tersebut mengalir air yang sangat deras dan memenuhi cekungan. Melihat hal itu, Kyai dan Nyai Pasir malah berniat mengeruk cekungan lebih dalam lagi supaya Gunung Lawu bisa tenggelam.

Joko Lelung mengetahui niat buruk kedua orang tuanya. Ia pun memohon agar Sang Hyang Widhi mengembalikan orangtuanya ke wujud asli mereka supaya Gunung Lawu tidak tenggelam. Keinginannya dikabulkan, karena wujud Kyai dan Nyai Pasir menghilang dan air berhenti mengalir. Namun, danau sudah terbentuk dan kini menjadi Telaga Sarangan. Menurut cerita, sosok kedua naga yang menghilang sebenarnya masih ada dan hingga kini menjaga telaga tersebut.

Cerita Mitos

Karena kisah Telaga Sarangan, Magetan, yang mistis, maka ada beberapa larangan di telaga ini. Salah satunya adalah tidak boleh mengenakan baju warna hijau dari kain sutra. Alasan di baliknya tidak diungkapkan secara terperinci, tapi dipercaya ada kaitannya dengan penguasa laut selatan, Nyi Roro Kidul, yang identik dengan warna ini. Dipercaya, warna hijau yang terbuat dari kain sutra akan membawa dampak buruk.

Selain itu, ada juga mitos tempat ini untuk orang pacaran. Kalau berwisata ke Telaga Sarangan, Solo, dilarang membawa pacar. Dipercaya bahwa pasangan kekasih yang bersama-sama ke sana pasti hubungannya akan kandas. Tidak jelas kenapa mitos tersebut muncul, tapi yang pasti sudah dipercaya selama bertahun-tahun.

Penampakan Naga

Patung sepasang naga memang bisa ditemukan di tepian telaga, tapi beberapa orang mengaku pernah melihat penampakan naga Kyai dan Nyai Pasir tersebut. Tentu ada yang percaya bahwa penampakan itu nyata, tapi ada juga menanggapinya dengan skeptis.

Daya Tarik

Selain kisah asal-usulnya yang melegenda, keindahan pemandangan dan kesejukan udaranya tentu menjadi daya tarik tersendiri. Luas Telaga Pasir sebesar 30 hektar yang terbentuk secara alami, berada di ketinggian 1287 meter di atas permukaan laut. Pengunjungnya bisa melihat Gunung Lawu dan pepohonan di sekitarnya. Kecantikannya sangat memukau, karena itu selalu ramai dikunjungi wisatawan.

Harga Tiket (HTM)

HTM adalah Rp 20.000 untuk orang dewasa. Sementara itu, tiket untuk anak-anak sebesar Rp 15.000. Di musim liburan, mungkin ada perubahan HTM. Selain itu, ada biaya parkir Rp 2.500 untuk sepeda motor, Rp 5.000 untuk mobil, dan Rp 10.000 untuk bis.

Lokasi, Rute dan Jam Buka

Gambar Telaga Sarangan bisa dengan mudah kita lihat di maps. Jadi, jalan menuju telaga ini tidak sulit dicari. Lokasinya ada di Jl. Raya Telaga Sarangan, Plaosan. Kalau berangkat dari pusat kota Magetan, maka rutenya melalui Jalan Raya Sarangan menuju ke Jl. Lingkar Telaga di Ngluweng, waktu yang ditempuh jika lancar sekitar 35 menit.

Sementara itu, bagi yang berangkat dari kota Madiun, salah satu rute yang ditunjukkan maps adalah ke selatan lewat Jl. Parikesit menuju ke Jl. Mastrip. Setelah itu, masuk ke Jl. Urip Sumoharjo, menuju ke Jl. Raya Maospati. Terus lanjutkan ke Jl. Ring Road yang langsung tersambung ke Jl. Raya Sarangan. Teruskan hingga ke Jl. Lingkar Telaga, Ngluweng.

Jam buka: Senin – Minggu, 07.00 – 18.00 WIB.

FAQ

Apakah Telaga Sarangan Itu Buatan?

Bukan buatan karena Telaga Sarangan yang kedalamannya mencapai lebih dari 1200 m ini terbentuk secara alami.

Telaga Sarangan Dulunya Apa?

Dulunya area ini dinamakan Telaga Pasir, yang merupakan daratan biasa. Jika dilihat dari sisi geologis, telaga ini terbentuk karena aktivitas Gunung Lawu.

Kenapa Motor Tidak Boleh Masuk Telaga Sarangan?

Motor dilarang masuk ke Telaga Sarangan karena jalan menuju ke area wisatanya curam dan licin.

Kenapa ke Telaga Sarangan Tidak Boleh Membawa Pacar?

Masyarakat sekitar percaya bahwa pasangan kekasih akan kandas hubungannya kalau pergi ke telaga ini bersama-sama.

Kenapa Telaga Sarangan Dikasih Pagar?

Agar wisatawan yang berkunjung ke sana keamanannya lebih terjamin, sekaligus melindungi area pintu air.

Apakah Telaga Sarangan Boleh Dipancing?

Tidak ada larangan tertulis seputar memancing, tapi dengan sendirinya masyarakat dan wisatawan yang berkunjung tidak diperbolehkan memancing di sana, karena telaga dianggap memiliki nilai budaya yang tinggi.

Apakah Telaga Sarangan Ada Ikannya?

Ya, telaga ini merupakan habitat ikan tombro merah atau dikenal dengan ikan dewa, spesies asli nusantara.

Apa Ciri Khas Telaga Sarangan?

Pemandangan berlatar belakang Gunung Lawu menjadi ciri khas utamanya. Selain itu, udara sejuk bersuhu sekitar 18-23°C juga selalu disuka wisatawan. Kuliner di sekitar telaga juga jadi ciri khas tersendiri, terutama sate kelinci.

Berapa KM Memutari Telaga Sarangan?

Jaraknya sekitar 2 km. Kamu bisa memutarinya dengan berjalan kaki atau naik sepeda.

Sudah Siap ke Telaga Sarangan?

Dengan segala keindahan dan kesejukan yang ditawarkan, Telaga Sarangan adalah pilihan sempurna untuk melepas penat dan menikmati momen berharga bersama orang-orang tercinta. Jadi, pastikan semua persiapanmu sudah lengkap, semangatmu tetap membara, dan hatimu terbuka untuk setiap keajaiban yang menanti di sana.

Jangan lupa, untuk rekomendasi obyek wisata menarik lainnya, selalu baca kabar terbaru di kabarwisata.id!

Putri Negari
Putri Negari punya hobi jalan-jalan ke berbagai tempat wisata.